PRINSIP-PRINSIP GAYA HIDUP DAN MAKANAN ORGANIK
Perkataan "Organik" sebenarnya berarti "berasal dari tanah". Singkatnya, membawa arti "asli", "alami", "tidak tercemar". Bapak teori organik, Dr.Henry Chang, menyatakan bahwa makanan organik berarti seluruh produk pertanian yang bebas dari pupuk kimia, bahan kimia atau bahan tambahan sejak permulaan, sehingga seluruhnya alami. Beberapa contoh cara-cara bertani tersebut termasuk membajak tanah secara tradisional, menggunakan pupuk alami atau tanah yang memang subur atau memasukkan cacing ke dalam tanah untuk menggemburkan tanah melalui kegiatan penggalian lubang yang alami. Hal ini menyebabkan tanah dioksidasikan, sehingga meminimalkan pencemaran tanah, udara dan air di kawasan tanah tersebut. Walaupun pupuk-pupuk kimia dapat membantu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas tanah dan selanjutnya memberikan hasil yang lebih baik, namun hasil tersebut hanya indah dipandang tanpa banyak manfaat. Produk-produk hasil tani tersebut, mungkin banyak mengandung air yang mempengaruhi rasa asli sayur-sayuran atau kualitas makanan tumbuh-tumbuhan itu.
Peternakan hewan secara organik juga dimulai dengan pemberian makanan organik. Makanan-makanan tersebut bebas dari hormon pertumbuhan dan hewan ternak juga tidak perlu disuntik dengan hormon tambahan lain. Misal jika sapi penghasil susu diternak di padang rumput organik, maka susu dan daging yang dihasilkan juga dikategorikan sebagai produk organik. Siapa saja yang pernah memakan daging ayam "kampung" tentu saja berpendapat bahwa daging ayam tersebut lebih sedap dibandingkan dengan daging ayam yang berasal dari peternakan komersil.
Dr. Henry Chang yakin bahwa umut manusia dapat mencapai 100 tahun, tetapi sebagian besar manusia tidak dapat berumur panjang karena makanan mereka mengandung terlalu banyak bahan kimia. Hal ini mempengaruhi fungsi-fungsi sistem kekebalan tubuh mereka, sehingga mengakibatkan tekanan darah tinggi, kanker darah (leukimia) serta penyakit-penyakit masa kini lainnya.
Pada dasarnya, banyak negara di dunia telah setuju untuk menuju ke arah penciptaan sebuah "bumi organik". Jika makakan organik menjadi popular di seluruh dunia, sehingga dapat mengubah kebiasaan makan dan minum kita, maka tujuan ideal "hidup sehat", panjang umur memang bukan hanya impian.
Penanaman Organik
Penanaman tumbuhan organik memerlukan tanah yang bebas dari pencemaran udara. Sebelum penanaman dapat dimulai, tanah diharuskan untuk tidak digunakan dalam waktu dua sampai tujuh tahun. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin bahwa tanah tersebut tidak terkena bahan-bahan kimia atau pencemaran lingkungan.
Cara penanaman tumbuh-tumbuhan yang biasa akan selalu berkaitan dengan penggunaan pupuk buatan, racun serangga, suntikan perangsang serta bahan-bahan tambahan lainnya untuk mempercepat pertumbuhan. Hal tersebut sangat dilarang pada pertanian organik. Tanah-tanah sekitar pertanian organik juga harus bebas dari pencemaran untuk menghindari penularan ke kawasan yang digunakan untuk penanaman. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin makanan yang ditanam di kawasan tersebut berada pada tahap kualitas yang paling murni.
Tahap-tahap memproduksi termasuk panen, pemrosesan dan pembungkusan harus diawasi secara ketat untuk menghindari pencemaran bahan-bahan kimia seperti pewarna tiruan, bahan pengawet dan anti depresan. Apabila tahap memproduksi tersebut dijamin telah dilakukan maka produk tersebut baru bisa dikategorikan sebagai 100% organik dan bebas dari pencemaran.
Setelah kita ketahui bahwa makanan organik adalah jenis makanan yang proses penanamannya sama sekali tidak menggunakan pestisida, pupuk/obat-obatan penyubur tanaman dan terhindar dari polusi. Demikian juga, pengolahannya, tidak menggunakan radiasi ion dan food additive (seperti: pewarna, perasa, dan pengawet).
Ladang yang digunakan untuk lahan, benar-benar bebas dari polusi. Tanpa pencemaran dalam radius 30 kilometer dari ladang penanaman dan pencegahan dari orang banyak.
Sebelum ditanami, tanah dikosongkan terlebih dahulu selama 3 tahun.
Mobil yang keluar masuk ladang penanaman dibatasi kecepatan maksimal 8 km/jam.
Untuk membunuh hama, sama sekali tidak menggunakan bahan kimia/pestisida, melainkan menggunakan kumbang kura-kura.
Untuk menyuburkan tanah, tidak menggunakan pupuk, tetapi menggunakan cacing tanah.
Pekerja harus menggunakan alat-alat steril selama bekerja di ladang.
Tahap-tahap berikutnya, seperti: menuai, memproses dan mengemas diawasi secara ketat untuk menghindari kontaminasi bahan-bahan kimia seperti pewarna dan perasa buatan, bahan pengawet dan penstabil, serta-zat-zat tambahan lainnya.
Semua hal tersebut menjadikan produk organik Melilea dianugerahi penilaian 5 bintang oleh Organic United Nation Friendship Association (OUNFA/ Lembaga organik di bawah PBB).